Business Model Canvas : Pengertian, 9 Block, Tujuan, Dan Manfaatnya



Apa yang dimaksud Business Model ?

Business Model adalah gambaran dasar bagaimana sebuah organisasi membuat, men-deliver dan menangkap value yang ada. Business Model bersifat seperti blueprint untuk strategi yang akan diimplementasikan ke seluruh organisasi, proses dan sistem. Semua pelaku bisnis harus memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan satu gambaran standar. Konsep ini harus simple, relevan dan mudah dipahami secara intuitif. Konsep inilah yang diberi nama 9 Building Blocks. Konsep ini sendiri telah diaplikasikan dan diuji coba di seluruh dunia dan telah digunakan di beberapa organisasi, seperti IBM, Ericsson, Deloitte, the Public Works and Government Services of Canada dan banyak lagi.

9 Elemen dalam 9 Building Blocks adalah :

1 Customer Segments (Segmentasi Konsumen)

2 Value Proposition (Proposisis Nilai Konsumen)

3 Channels (Saluran)

4 Revenue Streams (Sumber Pendapatan)

5 Key Resource (Sumber Daya)

6 Customer Relationship (Hubungan Konsumen)

7 Key Activities (Aktivitas yang Dijalankan)

8 Key Partnership (Kerjasama)

9 Cost Structure (Struktur Biaya)


Business Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen untuk membantu perencanaan bisnis sebelum dibentuk.

Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis.

Dengan mengggunakan Business Model Canvas ini sebuah perusahaan/organisasi bisnis dan para pengusaha pemula, akan dengan sangat mudah memetakan dan melakukan analisa terhadap model bisnisnya. Mulai dari value perusahaan, segmen pelanggan, hingga struktur finansial.

Dalam praktiknya, Business Model Canvas ini digunakan ketika akan membangun bisnis atau sebuah bisnis sedang berada di fase awal perjalanannya. Sehingga nantinya dengan Business Model Canvas ini Anda dan para pebisnis lainnya bisa memvalidasi apakah satu ide bisnis itu potensial atau tidak.


Tujuan Pembuatan Business Model Canvas

Pembuatan Business Model Canvas bertujuan untuk membantu perusahaan merancang perencanaan proses bisnis dan menetapkan serta memvalidasi poin penting dalam bisnis seperti; sumber daya, aktivitas, hubungan yang akan dijalin dengan pihak terkait, pendapatan, hingga pengeluaran yang harus dikeluarkan.


Manfaat Business Model Canvas

1. Mempersingkat penulisan perencanaan bisnis

Dengan metode konvensional,  pelaku usaha akan diharuskan menulis panjang lebar mengenai perencanaan bisnis yang akan dibuat. Sementara dengan Business Model Canvas, perusahaan hanya perlu mengisi poin-poin perencanaan bisnis sesuai blok yang ditetapkan tanpa perlu menulis panjang lebar.  Penentuan poin penting pun semakin terarah dengan blok yang telah disediakan.

2. Meningkatkan fokus perusahaan terhadap poin penting perencanaan bisnis

BMC memfokuskan bisnis pada elemen strategis yang paling penting dan akan memiliki dampak terbesar pada mendorong pertumbuhan. Sifat visualnya membantu pemahaman dengan dapat melihat gambaran keseluruhan bisnis dan dengan demikian melihat area kekuatan dan kelemahan tergantung pada input. Itu membangun model bisnis sedemikian rupa sehingga keseluruhan terdiri dari dan lebih besar dari jumlah bagian.

3. Mengurangi resiko kekeliruan dalam eksekusi bisnis

Secara tidak langsung, Business Model Canvas dapat dijadikan dokumen blueprint perencanaan bisnis untuk perusahaan. Ketika pelaku bisnis melakukan eksekusi bisnis, mereka dapat menjadikan Business Model Canvas akan menjadi panduan perusahaan untuk menjalani eksekusi bisnis berdasarkan poin yang telah dirancang sebelumnya. Dengan demikian, perusahaan pun dapat mengurangi resiko kekeliruan dalam eksekusi bisnis.






a. Customer Segment ( CS)

Yaitu menentukan secara pasti siapa-siapa yang akan dilayani untuk menjadi customer kita. Contoh : Klub sepakbola/futsal, fans klub-klub sepakbola dan lain-lain.

b. Value Propositions (VP)

Membundling produk atau jasa untuk dikreasikan menjadi suatu nilai spesifik dalam membidik Customer Segment atau diistilahkan USP (unique Selling Point). untuk itu kita harus menentukan apa-apa yang kita tawarkan, apa masalah mereka dan apa kebutuhan mereka. Contoh : Layanan design secara  Customized personality, layanan cepat berkualitas dan lain sebagainya.

c. Channels (CH)

Menggambarkan bagaimana Value Proposition (VP) disampaikan ke Customer Segment (CS), bagaimana cara mengkomunikasikan, bagaimana cara pendistribusiannya dan melalui saluran apa. Contoh : memakai jasa kurir, media online dan lain-lain.

d. Customer Relationship (CR)

Bagaimana unit bisnis kita berhubungan dengan Customer Segment (CS) atau konsumen kita. Contoh: Email, SMS, Website.

e. Revenue Streams ( RS)

Yaitu hasil-hasil apa yang kita peroleh dari Value Proposition (VP) yang dikirimkan ke Customer Segment (CS). Misal : Margin penjualan kaos bola / futsal, penjualan sepatu dan lainnya.

f. Key Resources (KR)

Asset apa saja yang kita miliki atau diperlukan untuk dapat menghasilkan Value Proposition (VP) sehingga dapat menghasilkan revenue Stream (RS) . Misal: mesin produksi, tenaga kerja, website.

g. Key Activities (KA)

Tindakan-tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk menghasilkan Value proposition (VP) sehingga menghasilkan Revenue Stream (RS). Misal: Menjaga kualitas produk, sales support dan lains sebagainya.

h. Key Partnership (KP)

Dalam berbisnis tentunya tidak sendirian dan harus menentukan dengan siapa kita berpartner  dan dengan cara apa. contoh : Suplier/vendor, agen dsb.

i. Cost Structure (CS)

yaitu biaya-biaya yang timbul untuk dapat menghasilkan Value Proposition (VP). Contoh : gaji karyawan, biaya operasional dan lain sebagianya.


Contoh Gambar Lukisan Canvas :

Real Asli Dari Karya Saya Di SMA






Komentar